Matematika yang
merupakaan satu komponen dalam kurikulum, yaitu merupakan salah satu disiplin
ilmu, dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi. Kemampuan
matematika yang diperlukan untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa
depan, menjadikan penguasaan matematika yang kuat perlu dibina sejak dini.
Namun, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah masih sering terjadi
permasalahan berkaitan dengan kurangnya penguasaan materi matematika.
Salah satu penyebab
kurangnya penguasaan materi matematika adalah rendahnya minat siswa untuk
belajar matematika. Siswa selalu berasumsi bahwa pelajaran matematika merupakan
salah satu pelajaran yang cukup menyulitkan dan tidak menyenangkan.
Upaya perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran matematika bagi siswa telah dilakukan, namun keluhan tentang kesulitan belajar matematika masih sering terdengar.
Upaya perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran matematika bagi siswa telah dilakukan, namun keluhan tentang kesulitan belajar matematika masih sering terdengar.
Kesulitan belajar
yang timbul ini tidak semata-mata bersumber dari diri siswa, tetapi bisa juga bersumber
dari luar diri siswa, misalnya cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh
guru yang tidak atau kurang menarik, sehingga siswa tidak berminat belajar
matematika. Apabila siswa dengan kondisi kurang minat untuk belajar matematika
dibiarkan tanpa ada penanganan dari seorang guru, maka yang akan terjadi adalah
siswa yang hanya datang dan duduk untuk menerima materi dari guru, namun siswa
tersebut merasa tersiksa dan tidak menikmati saat belajar dengan guru.
Seorang guru harus
mampu membangkitkan minat semua siswa terhadap pelajaran yang diajarkannya.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan
oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif
terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut,
sehingga diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Siswa yang
memiliki minat terhadap suatu mata pelajaran, cenderung untuk memberikan
perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada pelajaran tersebut.
Namun apabila
pelajaran tersebut tidak menimbulkan rasa senang, maka ia tidak akan memiliki minat
pada pelajaran tersebut.
Seorang guru harus dapat merekayasa sistem pembelajaran dengan strategi yang bervariasi dan tentunya melibatkan siswa secara aktif. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik, sehingga siswa dapat merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat lebih dimaksimalkan. Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan antara guru dan harus mengacu pada peningkatan aktifitas dan partisipasi siswa.
Seorang guru harus dapat merekayasa sistem pembelajaran dengan strategi yang bervariasi dan tentunya melibatkan siswa secara aktif. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik, sehingga siswa dapat merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat lebih dimaksimalkan. Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan antara guru dan harus mengacu pada peningkatan aktifitas dan partisipasi siswa.
Guru tidak hanya
melakukan kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada
siswa, akan tetapi guru harus mampu membawa siswa aktif dalam berbagai bentuk
belajar, yang dikenal dengan pembelajaran aktif. Kegiatan aktif siswa dalam
proses pembelajaran, merupakan indikasi bahwa siswa memiliki minat dalam
belajar. Tumbuhnya minat siswa saat belajar, diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan yang dimiliki dengan ditunjukkan oleh hasil belajar yang lebih baik.
Oleh karena itu, setiap guru yang berharap terhadap peningkatan hasil belajar
siswa, pasti akan berupaya untuk mencari berbagai macam solusi dari
permasalahan yang dihadapi khususnya berkaitan dengan permasalahan yang dapat
menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar